Bagaimana Petani Bekerja dan Bahagia
“Ini temanku,” kata Gun Gun sambil memegang cangkulnya. Dengan cangkul itulah ia dapat mengelola kebun sekitar 64 tumbak luasnya. Kebunnya ditanami kopi, ubi, singkong, pepaya, buncis, dll. Bertani adalah cara Gun Gun untuk bertahan hidup dalam jangka panjang. Kebutuhan harian yang mesti memakai uang ia penuhi dengan berdagang keliling, menjajakan hasil panen pribadi atau tetangganya.
Ketika azan subuh berkumandang biasanya ia sudah bangun. Ambil wudhu kemudian sholat Subuh. Setelah itu ia menyiapkan sarapan, kadang dibantu oleh kedua anaknya yang sudah dewasa. Gun Gun menjadi single parent sejak ditinggalkan istrinya 10 tahun lalu akibat diserang kanker kandungan. Kini ia hidup dengan 3 anak laki-laki.
Subuh adalah waktu yang biasa ia gunakan untuk menghangatkan makanan-makanan sisa kemarin, entah itu nasi atau pun lauk pauk. Untuk meringkas waktu, ia sering memanfaatkan mi instant sebagai menu sarapan.
Bila jam sudah menunjukkan ke angka 6, saatnya ia pergi ke kebun. Aktivitasnya beragam. Mulai dari menyiangi rumput, memupuk tanaman, dan mencangkul tanah untuk menanam palawija. Saat belum ada uang untuk memodali penanamannya, ia tidak menunda aktivitas mencangkul. Masih ada yang bisa ia lakukan: bertawakal dan berdoa semoga besok ada rezeki.
Para petani kita pada umumnya memang tidak pernah dirawat negara, melainkan langsung dirawat oleh Tuhan. Mengadu langsung kepada tuhan, karena pemerintah daerah Gun Gun tidak mampu mengemban amanat untuk jadi wasilah rezeki petani: bisa karena kebodohan, bisa juga karena amanat yang dipegangnya itu dijadikan karier politik saja.
Azan zuhur adalah pertanda waktu istirahat Gun Gun sudah tiba. Kalau kata panitia ospek, ini waktunya ISHOMA. Saat makan siang, pangan utamanya tentu saja nasi putih. Buah yang sering dimakannya adalah pisang. Kadang juga pepaya. Seandainya pohon kelor yang ditanamnya nanti sudah bisa dipanen, ia berjanji akan memanfaatkan daun moringa itu menjadi panganan wajib harian. Daun kelor bisa jadi pengganti buah-buahan tadi atau jadi daftar menu pangan harian, agar panganan petani ini berbasis kebhinekaan alias beragam, sesuai anjuran asosiasi pangan dunia FAO, dan selaras dengan anjuran Tuhan agar makan yang “halalan thoyyiban”.
Makan siang bukan akhir dari waktu kerja Gun Gun. Pada pukul 13 ia kembali ke kebun. Empat jam setelahnya barulah Gun Gun meninggalkan kebun. Waktu malam hari ia gunakan untuk menikmati hiburan dari televisi dan menyiapkan dagangan untuk besok pagi. Kalau dagangannya banyak dan perlu dibungkus, Gun Gun mesti lembur.
Aktivitas Gun Gun buat Anda mungkin akan mengundang stres, bekerja sepanjang waktu tanpa ada piknik dan istirahat. Tetapi bagi dia, apa yang dijalaninya sudah membuatnya bahagia. Hiburannya cukup dengan tayangan TV dan beralih dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain. Gun Gun pasti mengalami penat saat berdagang. Itulah saatnya ia berkebun. Saat bosan di kebun maka ia berdagang sambil dijadikan momen jalan-jalan ke luar rumah.
Gun Gun menganut paradigma istirahat adalah peralihan dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Ia tengah bekerja secara maksimal untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang paling mungkin ia lakukan. Angan-angan kosong jadi tidak perlu. Rencana piknik menjadi tidak penting saat sudah berada di puncak aktualisasi diri.